Notification

×

Iklan


Iklan



Kepala BI Sumut: Kolaborasi Dukung Pariwisata Hijau Menjaga Langkat Sebagai Paru-Paru Dunia

Rabu, 20 Agustus 2025 Last Updated 2025-08-20T11:03:05Z



AyoMedan.com - Langkat, Semangat kolaborasi menjadi motor penggerak pelaksanaan Pelatihan Pariwisata Hijau (Green Tourism) Bagi UMKM yang digelar di Desa Timbang Jaya, Kabupaten Langkat, pada 19–23 Agustus 2025.


Kegiatan ini merupakan sinergi antara Kementerian Pariwisata, International Labour Organization (ILO), Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara, dan Sustainable Tourism Initiative (STRIVE), dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Langkat.


Pelatihan ini dirancang untuk membantu pelaku UMKM desa wisata agar mampu mengintegrasikan prinsip-prinsip pariwisata hijau-pariwisata yang mengutamakan keberlanjutan lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan pelestarian budaya lokal ke dalam pengelolaan usahanya.


Tidak hanya menitikberatkan pada inovasi produk dan layanan yang ramah lingkungan, pelatihan ini juga memberikan bekal literasi keuangan agar usaha dapat berkembang sehat dan tangguh.


Bupati Langkat, H. Syah Afandin, yang hadir pada pembukaan acara menyampaikan apresiasinya atas terlaksananya kegiatan ini.


"Langkat memiliki potensi pariwisata yang besar, terutama Taman Nasional Gunung Leuser yang menjadi salah satu paru-paru dunia. Pelatihan ini harus ditopang dengan dukungan pemasaran agar UMKM kita mampu bersaing. Pelaku UMKM juga perlu punya semangat agar kita bisa sejajar dengan yang lain. Ini menjadi peluang besar untuk menjadikan UMKM kita lebih profesional dan berdaya saing," ucapnya.


Selama lima hari, 25 peserta dari Desa Timbang Jaya, Desa Timbang Lawan, dan Desa Perkebunan Bukit Lawang mempelajari materi mulai dari mindset kewirausahaan berkelanjutan, konsep green business, pemetaan usaha dan model bisnis, strategi pemasaran, manajemen produksi, hingga pembukuan usaha dan pemanfaatan teknologi keuangan digital Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SIAPIK).


"ILO percaya bahwa penguatan kapasitas UMKM melalui penerapan prinsip pariwisata hijau dengan pendekatan 3P (people, planet, profit) tidak hanya membuka peluang usaha berkelanjutan, tetapi juga mendorong terciptanya pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi lokal. Kami mendorong kolaborasi multipihak untuk melanjutkan dan replikasi praktik baik “Green Tourism MSMEs Certification" di berbagai wilayah di Indonesia,” ujar Dina Novita Sari dari National Programme Officer, International Labour Organization - Indonesia.


Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kementerian Pariwisata, Ika Kusuma Permana Sari, menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat desa wisata berbasis keberlanjutan.


"Green tourism bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan. Dengan kemampuan mengelola bisnis yang ramah lingkungan dan keuangan yang teratur, UMKM desa wisata akan mampu bersaing, tumbuh sehat, dan memberi manfaat bagi lingkungan sekitar," katanya.


Dari sisi pemberdayaan ekonomi, Bank Indonesia melihat bahwa literasi keuangan merupakan faktor penting untuk memastikan keberlanjutan usaha.




Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Rudy Brando Hutabarat, menuturkan bahwa Langkat memiliki potensi besar sebagai destinasi ekowisata yang dikenal hingga turis mancanegara.


"Untuk mempertahankannya, inovasi praktik pariwisata berkelanjutan penting dilakukan. Bank Indonesia sebagai institusi yang berkomitmen mendukung stabilitas sistem keuangan secara inklusif, siap mendukung untuk memberikan kontribusi nyata dalam dalam penguatan kapasitas UMKM, digitalisasi, dan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan," harapnya.


Hal tersebut, sambung Rudy Brando, juga dilakukan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi ke arah 8% dan Program Asta Cita 6 membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi.


"Lebih dari sekadar pelatihan, program ini akan diikuti dengan pendampingan usaha pasca pelatihan selama satu bulan untuk memastikan penerapan prinsip-prinsip pariwisata hijau dalam kegiatan bisnis peserta," sebutnya.


Model kolaborasi ini diharapkan, sambung Rudy, dapat direplikasi di desa wisata lainnya, memperkuat ekosistem pariwisata lokal, dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya SDG 5 (Kesetaraan Gender), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), serta SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).


"Pelatihan ini diharapkan dapat menandai sinergi awal antara pemerintah, lembaga internasional, Bank Indonesia, dan organisasi pendamping lokal untuk bersama-sama mendukung pengembangan pariwisata hijau di Sumatera Utara guna mempertahankan Langkat sebagai paru-paru dunia dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah," pungkasnya. (A-Red)