AyoMedan.com - Medan, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, Amalia Adininggar Widyasanti, mengisi kuliah umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (FEB USU), Kamis (21/08/2025).
Dalam kuliah umumnya, Amalia menegaskan bahwa lembaga statistik negara tidak boleh bekerja hanya mengandalkan survei ataupun sensus.
"Tetapi, harus menuju kepada pemanfaatan big data hingga menggunakan data data administrasi lebih banyak. Hal ini nanti akan bisa mengimbangi perubahan perilaku," ucapnya.
Jadi, lanjut Amelia, data dikroscek antara survei dengan data administrasi, sehingga data yang dihasilkan lebih akurat. Cara ini merupakan arahan dari pertemuan tingkat dunia.
"(Dalam menyajikan data) kami tidak mau bekerja hanya konvensional. Ini juga yang diarahkan oleh pertemuan National Statistics Office, baik di tingkat OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) maupun UN (United Nations). Sebab, BPS rutin ikut dan masuk dalam UN Statistics Division," jelasnya.
"Kami juga ikut di dalam pertemuan National Statistics Office se OECD dan berbagai pertemuan kepala National Statistics Office," tambah Amalia.
Amelia juga menyebutkan, dalam menghasilkan big data salah satunya pertumbuhan ekonomi, BPS menggunakan tools yang juga digunakan oleh para ekonom.
Namun dalam hal ini, BPS hanya menghitung pertumbuhan ekonomi bukan melakukan proyeksi.
"BPS bukan merupakan lembaga yang melakukan proyeksi. BPS adalah lembaga yang melakukan perhitungan sesuai data yang dikumpulkan di lapangan. Jadi, menghitung, mengukur (pertumbuhan ekonomi), itu beda dengan melakukan proyeksi," ujarnya.
Begitu pula dalam menghitung PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan PDB (Produk Domestik Bruto).
"Kita juga menghitung PDRB di seluruh 38 provinsi. Kemudian, dilihat angka sementaranya dari PDB Nasional. Untuk menghitung PDB, BPS menggunakan 1.058 variabel. Selain itu, dilakukan pula survei serta data data dari kementerian atau lembaga hingga hasil sensus juga digunakan sebagai pembanding. Seperti survei tingkat hunian kamar hotel, untuk menghitung yang di dalam pariwisata. Kami juga menghitung jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Kemudian, survei industri besar-sedang, survei produksi padi setiap bulan, produksi jagung dan lain sebagainya," papar Amalia.
Ketua Bidang II Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ini juga menyampaikan materi, terkait perkembangan ekonomi Indonesia di tengah kondisi ketidakpastian global.
"Di samping itu, materi tentang pergeseran pola belanja masyarakat Indonesia hingga angka kemiskinan," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Amalia melantik Pengurus ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) Cabang Medan Koordinator Sumatera Utara Periode 2025-2028.
Hadir dalam acara, Sekretaris ISEI Pusat Firman Sihol Parningotan, Kepala BPS Sumut Asim Saputra, Wakil Rektor III USU Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan, perwakilan OJK Sumut, LPS I, Kadin Sumut, dosen dan mahasiswa dari sejumlah universitas di Medan. (A-Red)