Notification

×

Iklan


Iklan



Pemko Medan Buka Diri untuk Imigran, Rico Waas: Keamanan Warga Jadi Prioritas

Selasa, 16 September 2025 Last Updated 2025-09-15T23:38:33Z



AyoMedan.com - Medan, Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menegaskan Pemko Medan tetap membuka diri secara kemanusiaan terhadap imigran pencari suaka, namun keamanan dan kenyamanan warga, khususnya di sekitar lokasi penampungan, tetap menjadi prioritas utama.


Penegasan ini disampaikan Rico saat menerima kunjungan perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM) di Balai Kota Medan, Senin (15/09/2025). Saat ini, sekitar 1.200 imigran dari berbagai negara ditampung di sejumlah lokasi di Kota Medan.


“Pemko tidak ingin kasus penolakan imigran seperti yang terjadi di Aceh terulang di Medan. Karena itu, penanganan harus dilakukan secara humanis, dengan koordinasi erat antara UNHCR, IOM, dan perangkat daerah terkait,” tegas Rico, yang didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Medan H.M. Sofyan, Kadis Sosial Khoiruddin Rangkuti, Kaban Kesbangpol Andi Mario Siregar, dan Kadis P3AMP2KB Edliaty.


Protection Associate UNHCR, Oktina Hafanti, menyebut para imigran berasal dari Afghanistan, Irak, Iran, Sudan, Pakistan, dan Somalia. Mayoritas dari Somalia, dan sudah 10 tahun menetap di Medan sambil menunggu suaka ke negara ketiga seperti AS, Australia, Selandia Baru, atau Kanada.


“Namun hingga kini, banyak negara masih menutup pintu. Amerika Serikat bahkan tidak lagi menerima imigran. Jika pun ada yang mau menerima, syaratnya mereka harus memiliki keterampilan,” jelas Oktina.


UNHCR pun menawarkan dua program, yakni Private Sponsorship—di mana keluarga imigran di luar negeri dapat mensponsori keberangkatan mereka, dan Talent Beyond Boundaries (TBB)—penyaluran imigran berkeahlian ke negara yang membutuhkan.


Sementara itu, perwakilan IOM, Kathleen Lina, menambahkan kebutuhan hidup para imigran ditanggung oleh IOM. “Setiap imigran dewasa mendapat Rp1,75 juta per bulan, sedangkan anak-anak Rp800 ribu. Mereka kini tersebar di 12 lokasi penampungan di Medan,” ungkapnya.


Kathleen juga mengingatkan, IOM sudah hadir di Medan sejak 2005 untuk menangani penempatan dan kebutuhan dasar para imigran. (A-Red)