Notification

×

Iklan


Iklan



Klarifikasi Aksi Pelemparan, Rahmansyah Sibarani: Itu Aksi Spontan Demi Lindungi Anak dan Keluarga

Kamis, 06 November 2025 Last Updated 2025-11-06T10:49:20Z



AyoMedan.com – Medan. Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Sumatera Utara, Rahmansyah Sibarani, SH, MH, akhirnya buka suara terkait video viral yang memperlihatkan dirinya melakukan aksi pelemparan batu saat bentrok massa di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).


Rahmansyah menegaskan, aksi tersebut murni spontanitas untuk membela diri dan melindungi anak dan keluarga, bukan tindakan terencana.


Dalam keterangan pers di Ruang Fraksi NasDem DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Kamis (06/11/2025), Rahmansyah menyampaikan keprihatinannya atas bentrok yang terjadi pada Jum'at (31/10/2025) lalu di Tapteng.


"Kejadian itu sangat kita sesalkan. Awalnya massa hanya hendak berunjuk rasa ke kantor DPRD, tapi bentrok terjadi di depan rumah keluarga kami,” katanya.


Rahmansyah menjelaskan, dirinya berada di kampung halamannya untuk melayat ke rumah salah satu keluarga yang meninggal dunia dan sekaligus menghadiri ulang tahun keponakannya di rumah adiknya, Bakhtiar Ahmad Sibarani, yang merupakan mantan Bupati Tapteng.


"Kehadiran saya bukan karena urusan jabatan dan itu tidak menggunakan fasilitas negara. Murni urusan keluarga, silahkan di cek ke sekretariat DPRD Sumut," tegasnya.


Sebelum aksi bentrok massa terjadi, Rahmansyah mengaku sudah dua kali menghubungi Kasat Intel Polres Tapteng agar massa tidak melintasi rumah keluarga nya demi mencegah terjadinya bentrok.


"Saya sudah sampaikan sejak Kamis sore dan Jum'at pagi ke Kasat Intel, agar massa jangan lewat depan rumah. Tapi tidak ada tanggapan, hingga akhirnya bentrok pecah,” ujarnya.


Rahmansyah juga menyebut adanya provokasi dari seseorang yang diduga anggota intel Polres Tapteng saat bentrok berlangsung.


"Orang itu berteriak dengan kata-kata menyerang. Saya tahu, karena saya ikut mengantarkan dia ke mobil  setelah kejadian. Dan Kasat Intel saat itu mengakui bahwa oknum tersebut anggotanya,” katanya, sembari menambahkan walaupun dalam keterangan persnya beberapa hari yang lalu pihak Polres Tapteng membantah bahwa oknum yang memakai peci bukanlah personel mereka.


teks foto, salah satu keluarga Rahmansyah Sibarani korban pelemparan batu 


Dan kami, sambung Rahmansyah, sangat menghormati keterangan dari pihak Polres Tapteng, namun harapan nya Kasat Intel juga menyampaikan dengan jujur kronologi yang terjadi di lokasi kejadian dari awal kepada Kapolres Tapteng.


Menurut Rahmansyah, bentrokan seharusnya tidak terjadi bila aparat bisa mengatur jalur massa dengan baik


"Akibat insiden itu, 3 orang mengalami luka-luka dan 4 kendaraan keluarganya rusak terkena lemparan batu," ujarnya.


"Kami tidak punya niat untuk bentrok. Karena kami tidak menyiapkan tim dokumentasi, dan mengungsikan mobil-mobil kami. Video yang beredar juga sepihak, dan itu video dari pihak kepolisian yang menyebar,” tambahnya.


Rahmansyah pun mengakui bahwa dirinya ikut melempar batu secara spontan karena kondisi yang memanas.


"Saya lihat massa sudah melempari rumah dan mobil-mobil kami. Spontan saya ambil batu di tanah pekarangan rumah kami. Kalau di dekat saya ada benda lain, mungkin itu juga akan saya lempar,” ungkapnya jujur.


Ia menegaskan tindakannya semata-mata untuk melindungi keselamatan keluarga.
"Di dalam rumah ada anak-anak, keponakan dan keluarga besar saya. Kalau terjadi sesuatu, siapa yang bertanggung jawab? Saya hanya membela keluarga,” tegas Ketua DPD NasDem Tapteng itu.


Setelah kejadian, Rahmansyah mengaku telah berkomunikasi dengan Kasat Intel Polres Tapteng untuk mempertanyakan alasan massa dibiarkan melintas di depan rumah keluarga nya.


"Kalau kami mau demo lewat depan rumah pejabat lain, apa diizinkan. Lalu kenapa mereka boleh?, peraturan apa yang berlaku bagi mereka dan peraturan apa yang berlaku buat kami. Hukum harus adil bagi semua,” sebut Rahmansyah pada Kasat Intel tanpa dijawab sepatah katapun.


Apalagi, lanjut Rahmansyah, bahwa Kapolda dan Wakapolda Sumut merupakan orang baik dan bijaksana dalam menegakkan hukum tanpa pandang bulu, serta dekat dengan masyarakat Sumatera Utara.


Selanjutnya Ia juga akan mempertimbangkan langkah hukum, karena merasa dirugikan secara materi dan moral.


“Kami serahkan sepenuhnya ke proses hukum. Yang jelas, kami korban dalam peristiwa itu. Terima kasih dan mohon maaf atas kegaduhan yang terjadi,” tutupnya. (A-Red)