AyoMedan.com - Jakarta, Bank Indonesia (BI) akhirnya menyampaikan alasan kenapa suku bunga diturunkan saat Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulai Mei 2025 sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen.
Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo ada tiga (3) alasan BI rate diturunkan. Yang pertama, inflasi yang masih rendah dan terkendali. Untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Atas dasar itulah BI menurunkan suku bunga BI rate 25 basis point," ucap Perry saat konferensi pers usai RDG BI, baru baru ini.
Rinciannya, inflasi inti tetap terkendali sebesar 2,50 persen, inflasi kelompok volatile food tercatat sebesar 0,64 persen, dan inflasi administered prices sebesar 1,25 persen.
Dengan inflasi yang masih rendah ini, maka BI memiliki lebih banyak ruang untuk menurunkan BI rate tanpa khawatir inflasi terdorong terlalu tinggi. "Akhir tahun ini kami perkirakan inflasi itu kemungkinan sekitar 2,6 persen, jadi rendah," ujar Ferry.
Kedua, penurunan suku bunga BI juga mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah agar tetap terjaga, sesuai dengan fundamentalnya.
Meski penurunan suku bunga berpotensi menurunkan nilai tukar rupiah, tapi BI melihat tekanan terhadap rupiah telah mereda karena selama sebulan terakhir rupiah menguat hingga turun ke bawah Rp 16.500 per dollar AS.
BI mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Mei 2025 (hingga 20 Mei 2025) menguat sebesar 1,13 persen point to point dibandingkan dengan posisi akhir April 2025.
"Secara keseluruhan, pergerakan rupiah berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi domestik dalam menjaga stabilitas perekonomian. Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," tuturnya.
Dan Ketiga, BI juga mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi saat ini yang mengalami penurunan pertumbuhan. Sehingga dibutuhkan penurunan suku bunga BI untuk menstimulus ekonomi. Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi terkontraksi pada kuartal I 2025 menjadi 4,87 persen, turun 0,98 persen dibandingkan Kuartal I 2024 yang mencapai 5,11 persen.
"Kita melihat pertumbuhan ekonomi setelah Kuartal I lebih rendah dari Kuartal IV 2024, 4,87 persen, Kuartal 1 dan 5,02 persen Kuartal IV. Oleh karena itu, BI turut mendorong pertumbuhan ekonomi dengan pertimbangan inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil dan cenderung menguat," pungkasnya. (A-Tim)
(Dikutip)