AyoMedan.com - Jakarta, Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan (BI Rate), di luar ekspektasi pasar dalam pertemuan bulan Juli ini. Dan kemungkinan akan diikuti oleh pemangkasan lebih lanjut dengan laju yang lebih agresif.
Pesan 'dovish' yang kuat dilontarkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia dengan penekanan terhadap kondisi permintaan domestik yang terus melemah, kredit perbankan yang masih seret, juga ekspektasi inflasi yang terus rendah.
Seperti yang di ungkapkan Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers melalui daring mengatakan, keputusan pemangkasan BI Rate sejalan dengan semakin rendahnya prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1%.
Hal ini sesuai dengan terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah dengan fundamentalnya. Serta perlunya untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah dan pencapaian sasaran inflasi, sesuai dengan dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan domestik," ucap Perry.
Ditambahkan Perry, menurut data kinerja penjualan eceran sejauh ini yang masih belum membaik, sehingga konsumsi rumah tangga masih perlu ditingkatkan
"Hanya tiga kawasan di Indonesia yakni Sulawesi, Maluku dan Papua yang masih mencatat pertumbuhan di atas 5%. Sementara kawasan penyumbang konsumsi terbesar seperti Jawa, masih belum mampu tumbuh di atas angka tersebut," tutupnya. (A-Red)