AyoMedan.com - Deliserdang, Ketua Permabudhi Sumatera Utara, Drs. Wong Chun Sen Tarigan, M.Pd.B beserta pengurus menghadiri acara peresmian Pemancangan pembangunan Kolumbarium (rumah abu) Taman Abadi Maitreya, di Desa Bintang Meriah Kabupaten Deliserdang Provinsi Sumatera Utara, Minggu (10/12/2023).
Dilokasi, tampak ratusan umat Budha Maitreya yang berasal dari kota Medan, Kabupaten Deliserdang, dan Kabupaten Karo berkumpul untuk mengikuti acara ritual prosesi Pemancangan tiang pertama Pembangunan Kolumbarium ( Rumah Abu) Taman Abadi Maitreya tersebut
Dalam kesempatan itu, Wong Chun Sen Tarigan sangat mengapresiasi terlaksananya peresmian pemancangan tiang pertama pembangunan Kolumbarium (Rumah Abu) tersebut. "Sehingga kedepannya, umat Budha yang ingin menyimpan abu keluarga mereka yang telah meninggal dunia, dapat ditempatkan disini," ucapnya.
Sekretaris Komisi 2 DPRD Kota Medan ini kembali menambahkan, bahwa tempat itu nantinya juga akan dijadikan objek wisata religius, dengan konsep modern. "Sehingga siapapun yang datang ke mari akan menikmati suasana sejuk dan tenang, dengan iringan musik rohani," jelasnya.
Wong pun berterimakasih kepada pihak panitia yang telah berupaya maksimal mengumpulkan dana dari para donatur, sehingga proses pemancangan tiang pertama Kolumbarium Taman Abadi Maitreya di Kabupaten Deliserdang terlaksana dengan baik.
"Dengan bantuan Mapanbumi dan donatur lainnya, semoga proses pembangunannya cepat selesai, apalagi kita ketahui lokasi ini memiliki luas 18 hektar," kata Wong.
Tampak hadir pada acara tersebut antara lain, Pembimas Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Sumatera Utara, Dr. Budi Sulistiyo, S.Ag., M.Pd.B., M.H, Ketua Wilayah IV Mapanbumi, Maha Pdt. Anna Monita, S.Pd.B, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara, Hj. Anita Lubis, M.IP, Ketua Walubi Prov. Sumatera Utara, Brilian Moktar SE, Camat Pancurbatu diwakili sekretaris Camat, Rudi Harmoko S.Sos, Kapolsek Pancurbatu, Kompol Noorman Haryanto Hasudungan, SIK., MIK, Danramil 0201-14/Pancurbatu, Kapten Arh Henry J Nainggolan, Kacabjari Lubuk Pakam di Pancurbatu, Yus Iman Mawardin Harefa, SH., MH, perwakilan Kepala Desa Bintang Meriah, Penasehat Yayasan Sosial Taman Abadi Maitreya, Ali Jhonsen SH, Romo/Ibu Pandita, Anggota Pembina, Pengurus dan Pengawas Yayasan Sosial Taman Abadi Maitreya, segenap donatur, Ketua Panitia, Koa Sun Hock, wakil ketua panitia, Husein dan para tamu undangan lainnya.
Sebelum acara peresmian Pemancangan tiang pertama Kolumbarium Taman Abadi Maitreya dimulai, terlebih dahulu dilaksanakan acara ritual dan doa menurut kepercayaan umat Budha sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur agar pemancangan dan pembangunan Kolombarium dapat berjalan lancar sesuai harapan.
Sebelumnya, ketua panitia acara, Kao Sun Hock menyampaikan ribuan ucapan terimakasih kepada seluruh tamu undangan yang hadir.
"Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada para donatur yang telah banyak mendukung dan membantu, baik materil dan moril sehingga pelaksanaan Pemancangan pembangunan tiang pertama Kolumbarium Taman Abadi Maitreya dapat terlaksana," ujarnya.
Ketua Wilayah IV Mapanbumi, Maha Pdt. Anna Monita, S.Pd.B pada sambutannya menjelaskan tujuan dari pemancangan tiang pertama pembangunan kolumbarium menandakan pembangunan akan segera dimulai. Disebut lagi, Mapanbumi sudah mendirikan 33 rumah ibadah di 33 kabupaten kota di provinsi Sumatera Utara. Selain itu untuk pendidikan juta sudah membangun sekolah umat Budha Maitreya baik formal dan non formal.
Anna Monita mengatakan, Mapanbumi melalui Taman Abadi Maitreya merasa perlu kiranya membangun Kolumbarium (rumah abu) dengan konsep alam yang sehat dan sirkulasi udara yang ASRI dan memadai.
"Ditempat ini nantinya juga akan di isi audio musik yang moderenisasi sehingga setiap yang datang ketempat ini merasakan suasana yang indah, sejuk dengan suara suara musik rohani sehingga menghilangkan kesan angker ditempat ini. Dengan luas 18 hektar, pembangunan Kolumbarium ini diharapkan secara bertahap dapat selesai,"sebutnya.
Selain tempat penyimpanan abu, sambung Anna Monita, tempat itu juga akan dijadikan tempat religi dan taman wisata rohani dan saat ini konsepnya sudah disiapkan. " Secara bertahap, lokasi ini selain tempat rumah abu juga tempat berdoa sekaligus tempat religi dan taman wisata. Siapa saja umat Budha dapat datang berkunjung ke tempat ini,"terangnya.
Dikesempatan itu, ketua wilayah 4 Mapanbumi inipun tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada pemkab Deliserdang yang telah membantu menerbitkan izin membangun gedung. Termasuk juga segenap panitia pembangunan yang sudah berusaha payah atas upaya penggalangan dana yang dilakukan.
Camat Pancur Batu, melalui sekretaris Camat, Rudi Harmoko S.Sos, mengatakan mendukung penuh pembagunan Kolumbarium Taman Abadi Maitreya dan menjadi wilayah religi dan taman wisatawan .
Pembimas Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Dr. Budi Sulistiyo, S.Ag., M.Pd.B., M.H, juga menyampaikan, pemancangan tiang pertama Kolumbarium adalah tempat yang representatif.
"Merupakan rumah masa depan bagi umat Budha. Artinya, ketika umat Budha ada yang meninggal dunia, nanti abunya sebagian dapat disimpan ditempat ini," tuturnya.
Diterangkan lagi, bahwa permasalahan manusia bukan hanya saat hidup, namun juga saat setelah meninggal.
"Dalam kepercayaan umat Budha, ada 2 cara yang dilakukan ketika meninggal, antara lain di makamkan dan dikremasi. Tempat tersebut dinamakan Kolumbarium (rumah abu), dan Mapanbumi telah menjawab itu," imbuhnya.
Selaku pembimbing masyarakat Budha di Sumut, tidak lupa Budi Sulistiyo memberikan apresiasi yang setinggi tingginya kepada Mapanbumi dan pihak pihak dari lembaga umat Budha, serta para donatur yang telah memberikan bantuan materi dan non materil sehingga Pemancangan tiang pertama Kolumbarium tersebut dapat dilaksanakan.
"Tadi kita sudah dengarkan bahwa selain tempat rumah abu, tempat ini juga akan dijadikan tempat wisata religius dengan arsitektur modern. Keberadaan Kolumbarium di tempat itu diharapkan juga mampu bermanfaat bagi penduduk lokal, dimana nantinya dapat direkrut sebagai pekerja di tempat ini," pungkasnya. (A-Red)