AyoMedan.com - Jakarta , Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mendorong pihak perbankan agar segera menyesuaikan suku bunga kredit, seiring dengan penurunan BI rate.
Menurut Perry, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari 5,75 persen menjadi 5,50 persen saat Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Mei 2025.
"Kita dorong perbankannya ke sektor riil, suku bunga depositonya dan juga pendanaannya perlu kita perluas, terutama suku bunga kredit," ucap Perry Warjiyo saat konferensi pers usai RDG BI, Rabu (21/05/2025).
Padahal, pada Januari lalu, lanjut Perry, BI telah menurunkan BI rate sebesar 25 bps dari 6 persen menjadi 5,75 persen, dan besaran BI rate itu tidak berubah sampai April 2025.
"Namun, pada April 2025, suku bunga deposito 1 bulan tercatat 4,83 persen, meningkat dari 4,81 persen pada awal Januari 2025. Sejumlah bank juga cenderung menawarkan suku bunga deposito yang lebih tinggi dari yang dipublikasikan," tuturnya.
Sementara itu, suku bunga kredit perbankan juga masih relatif tinggi, yaitu tercatat sebesar 9,19 persen pada April 2025, hanya turun tipis dibandingkan dengan 9,20 persen pada awal Januari 2025.
Oleh karenanya, BI menilai suku bunga bank perlu diturunkan untuk mendorong peningkatan penyaluran kredit guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
BI mencatat, sambung Perry Warjiyo, kredit pada April 2025 tumbuh sebesar 8,88 persen secara tahunan, lebih rendah dari 9,16 persen pada Maret 2025. Dari sisi penawaran, minat penyaluran kredit oleh bank (lending standard) masih baik, terutama pada sektor pertanian, LGA (Listrik, Gas, dan Air), dan jasa sosial.
"Selain itu, kondisi likuiditas perbankan secara umum masih memadai, namun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) cenderung melambat dari 5,51 persen pada awal Januari 2025 menjadi 4,55 persen pada April 2025," jelasnya.
Ditambahkan Perry, kondisi ini mendorong persaingan dalam pendanaan antar bank dan perlunya memperluas sumber pendanaan lainnya di luar DPK.
"Ke depan, berbagai upaya perlu terus didorong untuk meningkatkan penyaluran kredit, bisa dengan penurunan suku bunga dan perluasan sumber dana perbankan, ataupun peningkatan permintaan dari sisi sektor riil, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," pungkasnya. (A-Red)